SEJARAH SINGKAT DESA BANYUURIP
Desa : BANYUURIP
Ibu Kota Desa : JURU TENGAH
Arti Nama : Air untuk kehidupan
Sejarah Nama : Nyi Putri Galuhwati dan Pangeran Joyokusumo (putra Brawijaya II) dalam perjalanannya diusir dari Majapahit karena Pangeran Joyokusumo tidak mau menghadap ayahnya dalam pertemuan kerajaan dan hanya bermain adu burung puyuh sakti . Selanjutnya dalam perjalanan ke arah barat sampai di suatu tempat, Nyi Putri Galuhwati merasa haus minta minum dan Pangeran Joyokusumo kemudian menancapkan keris Panubiru miliknya lalu muncullah air dari bekas tancapan keris tersebut, dan daerah tersebut dinamakan BANYUURIP
Bahasa Daerah : JAWA
Koordinat Geografis : 7°45'36" LS 109°58'23" BT
Potensi wilayah
Pertanian padi
Makanan khas srabi, gayam
Minuman khas teh teko
Batik tulis (romo ngarak)
Kesenian kuda lumping (langen suko rahayu)
Kesenian rebana (nurul huda dan al ashrof)
Unsur alami yang menonjol
Sumur Beji (berasal dari tancapan keris Panubiru milik Pangeran Joyokusumo karena Nyi Putri Galuhwati haus minta minum, asal mula nama Banyuurip karena dari tancapan keris muncul air, dinamakan beji yang berarti sumur)
Goa Tritis (tempat berkarya Empu Suradahana berada di tebing/ tritis)
Goa Siwunung (konon dulu tempat peminjaman gamelan secara gaib, dinamakan siwunung karena gamelan tersebut kalau dipinjam datang dengan sendirinya dan kembali dengan sendirinya juga, dan menjadi kediaman Syeh Wunung makanya dinamakan siwunung)
Unsur buatan yang menonjol
Punden Parigi (petilasan dan tempat muksa Pangeran Joyokusumo dan sampai sekarang banyak dikunjungi sebagai tempat menyepi juga setiap tahun sebagai tempat Merti Desa dengan kegiatan pentas wayang kulit)
Masjid Banyuurip (dibangun Ki Guru Wonosalam)
Pasar Senin (tempat bermain/pasaran Nyi Putri Galuhwati dan hanya pada hari Senin, sampai sekarang masih dipercaya sebagai tempat “midhang” bagi orang yang sembuh dari sakit ataupun terkabul hajatnya)
Sumur Tinatah (dibuat oleh Ki Manguyu untuk mandi Nyi Putri Galuhwati waktu hamil dengan tujuan kalau lahir putra kelak tampan dan lahir putri kelak cantik, sekarang banyak diambil airnya untuk syarat 7 bulanan orang hamil dan untuk siraman calon pengantin, dinamakan tinatah karena buatan tangan atau dengan istilah ditatah)
Makam Gedhe (makam Nyi Putri Galuhwati dan Ki Manguyu)
Kolam Masjid (dibangun Ki Guru Wonosalam, dahulu sebagai tempat berwudlu yang airnya tidak pernah kering)
Sejarah kepemimpinan
Djojosoeponto (1916-1942)
Tjokrodihardjo (1942-1943)
Bondan Djojomihardjo (1943-1944)
Abdul Mutholib (Dulud) Soerodihardjo (1944-1945)
Sastrowigeno Koewoso (1945-1951)
Danuwidjojo Saat (1953-1954)
Rs. Darmosoewito (1954-1975)
Ag. Sukiman (1975-1990)
Drs. H. Saiful Anwar (1990-1999)
Bambang Suryono (1999-2007)
Paulus Purnomo (2007-2013)
Daftar Nama Perangkat Desa
Kades = Paulus Purnomo, STM
Sekdes = Sri Kandiwati, SMEA (PNS : NIP. 196303162007012004)
Kaur Pemerintahan = Istiawan Hadi Suprapto, D1
Kaur Umum = Bambang Winarno, STM
Kaur Keuangan = Budi Yulianto, SMEA
Kaur Kesra = Riswal Parno, SMA
Kaur Pembangunan = Hudi Purwoko, SMA
Kadus Dukuh Wetan = Suyono, SMP
Kadus Dukuh Kulon = Supriyono, SMP
Kadus Soroyasan = Sukirman, SMP
Kadus Kembaran = Tjiptono, STM
Kadus Jurutengah = Suratman, SMP
PTL Ili-Ili = Sujiro, SMP
P3N = Muhadi, SMA